--> Makalah Teori Psikologi Erikson | Psikologi

Semua Tentang Psikologi, Makalah Psikologi, Teori Psikologi, Kasus Psikologi, Dasar Psikologi,

Cari Blog Ini

Senin, 31 Juli 2023

Makalah Teori Psikologi Erikson

| Senin, 31 Juli 2023




Teori Psikososial Erikson adalah teori perkembangan yang dikemukakan oleh seorang psikolog bernama Erik Erikson. Teori ini mengemukakan bahwa individu mengalami serangkaian krisis psikososial yang harus diatasi selama hidupnya. Setiap tahap perkembangan memiliki tugas perkembangan yang harus diselesaikan, dan cara individu menyelesaikan tugas ini akan membentuk kepribadian mereka.

Teori ini terdiri dari delapan tahap perkembangan yang berhubungan dengan usia dan pengalaman. Setiap tahap memiliki dua kutub yang bertentangan, dan individu perlu mencari keseimbangan antara kedua kutub tersebut. Jika individu berhasil menyelesaikan tugas perkembangan pada setiap tahap, maka mereka akan berkembang menjadi individu yang sehat secara psikologis dan memiliki identitas yang kuat.

Berikut adalah penjelasan mengenai setiap tahap perkembangan dalam teori psikososial Erikson:

Tahap Bayi (0-1 tahun): Tugas perkembangan pada tahap ini adalah membangun kepercayaan atau ketidakpercayaan pada orang lain. Jika bayi merasa diberi perawatan yang baik dan mendapatkan kasih sayang, maka mereka akan mengembangkan kepercayaan. Sebaliknya, jika bayi merasa diabaikan atau tidak mendapatkan perawatan yang memadai, mereka akan mengembangkan ketidakpercayaan.

Tahap Balita (1-3 tahun): Tugas perkembangan pada tahap ini adalah membangun otonomi atau malu dan rasa takut. Balita perlu belajar melakukan hal-hal secara mandiri dan mengembangkan kemampuan untuk mengendalikan diri. Jika mereka diberi kesempatan untuk mencoba hal-hal baru dengan dukungan yang adekuat, mereka akan mengembangkan rasa otonomi. Namun, jika mereka dilarang atau merasa disalahkan setiap kali mencoba sesuatu, mereka akan merasa malu dan takut.
Tahap Preschool (4-6 tahun): Tugas perkembangan pada tahap ini adalah membangun inisiatif atau rasa bersalah. Anak-anak perlu mengembangkan rasa inisiatif dan rasa ingin tahu untuk menjelajahi dunia di sekitar mereka. Jika mereka diberi kebebasan dan dorongan untuk mengembangkan minat dan keterampilan baru, mereka akan mengembangkan rasa inisiatif. Namun, jika mereka terlalu dibatasi atau merasa disalahkan setiap kali mencoba hal baru, mereka akan mengembangkan rasa bersalah.

Tahap Sekolah (7-12 tahun): Tugas perkembangan pada tahap ini adalah membangun kerja keras atau perasaan rendah diri. Anak-anak perlu belajar mengembangkan keterampilan baru dan mencapai tujuan mereka. Jika mereka diberi kesempatan untuk mengembangkan keterampilan dan meraih prestasi, mereka akan mengembangkan rasa kerja keras. Namun, jika mereka merasa gagal atau tidak kompeten dalam mencapai tujuan, mereka akan mengembangkan perasaan rendah diri.
Tahap Remaja Awal (13-19 tahun): Tugas perkembangan pada tahap ini adalah membangun identitas atau bingung identitas. Remaja perlu mengeksplorasi siapa mereka dan apa yang mereka percaya. Jika mereka diberi kesempatan dan dukungan untuk mengeksplorasi identitas mereka, mereka akan mengembangkan identitas yang konsisten. Namun, jika mereka merasa tidak yakin tentang siapa mereka atau dipaksa untuk mengikuti identitas yang ditentukan orang lain, mereka akan mengalami kebingungan identitas.

Tahap Dewasa Awal (20-34 tahun): Tugas perkembangan pada tahap ini adalah membangun kedekatan atau isolasi. Individu perlu belajar membentuk hubungan intim yang sehat dengan orang lain. Jika mereka mampu membentuk hubungan yang akrab dan intim, mereka akan mengembangkan kedekatan. Namun, jika mereka gagal membangun hubungan intim dan merasa terisolasi sosial, mereka akan merasa kesepian dan terasing.

Tahap Dewasa Paruh Baya (35-59 tahun): Tugas perkembangan pada tahap ini adalah membangun produktivitas atau stagnasi. Individu perlu menemukan cara untuk memberikan kontribusi pada dunia dan merasa memiliki tujuan hidup yang bermakna. Jika mereka berhasil merasa produktif dan memiliki tujuan yang berarti, mereka akan merasa puas dengan hidup. Sebaliknya, jika mereka merasa tidak memiliki tujuan atau tidak berkontribusi, mereka akan merasa stagnasi.
Tahap Lanjut Usia (60 tahun ke atas): Tugas perkembangan pada tahap ini adalah membangun kesintasan atau putus asa. Individu perlu menerima keterbatasan fisik dan menjalani kehidupan dengan rasa puas dan kesintasan. Jika mereka menerima usia mereka dengan baik dan merasa puas dengan hidup yang telah mereka jalani, mereka akan mengembangkan kesintasan. Namun, jika mereka merasa putus asa dan tidak puas dengan hidup mereka, mereka akan mengalami kekecewaan dan putus asa.

Dalam teori psikososial Erikson, individu harus melewati semua tahap perkembangan ini dengan sukses untuk mencapai kepribadian yang sehat dan berkembang secara penuh. Setiap tahap memperluas keberhasilan atau kegagalan sebelumnya dan membentuk kepribadian yang lebih kompleks. Penting bagi individu untuk mendapatkan dukungan dan bimbingan yang baik selama setiap tahap perkembangan agar mereka dapat mengatasi krisis dan tugas perkembangan dengan efektif.

Related Posts

Tidak ada komentar:

Posting Komentar